Sunday, December 2, 2007

PENYAKIT HATI DAN TERAPINYA

Syariat Islam yang dititahkan Allah pada hakikatnya --pada skala pribadi-- adalah untuk menyucikan hati. Hati menjadi kotor oleh karena perbuatan melanggar syari’ah. Sebagaimana aqidah yang muni dan kuat yang menghunjam dalam diri adalah pangkal mula hati yang suci maka pangkal mula hati yang kotor –yang kemudian pada gilirannya melenyapkan fitrah kemanusiaan- adalah karena melupakan Allah.

“Janganlah kamu menjadi orang-orang yang melupakan Allah, kemudian Allah menyebabkan mereka lupa pada diri mereka sendiri”. (at-taubah (9):67).

Segala ibadah yang dititahkan Allah pada hakikatnya –pada skala pribadi- bertujuan memelihara kesadaran manusia untuk selalu mengingat Allah. Dengan bahasa yang lebih tegas agar manusia tetap menjadi manusia, manusia yang memiliki integritas. Meninggalkan ibadah berarti menjerumuskan diri kedalam kubangan aneka kerugian yang dalam.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman yang beramal shalih serta saling menasihati dalam hal kebenaran dan kesabaran” (al-ashr: 1-3).

Kata “khusrin” yang dalam kaidah bahasa Arab mengambil bentuk isim nakirah –tanpa alif lam—memiliki arti kerugian itu berdimensi banyak dan dalam.

---dalam skala makro-- Realitas sejarah membuktikan bahwa sebab utama runtuhnya sebuah bangsa bukanlah karena kekacauan sosial atau karena kemunduran ekonomi, melainkan disebabkan “mendustakan agama Allah” yang kemudian mengakibatkan hancurnya sistem moral bangsa itu yang pada gilirannya mengakibatkan kekacauan sistem sosial dan kebangkrutan ekonomi. (baca Ali Imron (3):136-137).

Memelihara dan meningkatkan kualitas kesucian hati berarti memperkokoh sendi-sendi lestarinya sebuah bangsa. “…..tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” yang dengan kata lain hanya sedikit manusia yang menyadari kebenaran ayat-ayat Allah itu adalah kalimat yang seringkali diulang Allah SWT agar manusia tetap memelihara fitah kemanusiaannya dan jangan sekali-kali mengikuti hawa nafsunya yang destruktif dan mengikuti langkah-langkah syaithan yang hanya akan menggiring manusia kedalam “khusrin” dunia dan akhirat.

Berikut akan diurai pokok-pokok menyucikan jiwa. Amalan-amalan yang akan diurai ini merupakan “jurus pamungkas” oleh karena yang memiliki perhatian terhadap ini hanya sedikit orang saja, dan lebih sedikit lagi yang melakoninya, padahal kesucian jiwa itu yang akan mendekatkan dirinya pada Robbul ‘alamin dan yang menyelamatkannya dari rayuan syethan dan yang akan mengantarkannya meraih kebahagiaan hidup dunia-akhirat.

1. Mendiagnosa Penyakit Hati

· Hati ibarat panglima dan organ-organ yang lain ibarat bala tentara yang siap menerima dan menaati komando panglima. Bersihnya hati maka seluruh tubuh akan selamat. Kusamnya hati akan menyengsarakan hidup.

· Ada tiga jenis hati : 1. Qalbun Shahihun, 2. Qalbun maridhun, 3. Qalbun Mayyitun.

· Sakit fisik kita dapat merasakan dan menunjukkan dimana letak sakitnya, tapi bila sakit hati ….?. Sakit fisik dapat berobat ke dokter, tapi bila sakit hati ……? Kepada siap kita berobat ?

· Ciri umum pengidap penyakit hati adalah tidak “doyan” makanan dalam daftar menu ibadah kepada Allah.

· Hati yang sakit cepat sekali menyerap fitnah, sebagaimana tanah menyerap air. Hati yang demikian dua menjangkitkan penyakit, yaitu : pertama, penyakit “rabun” : melihat samar antara yang ma’ruf dan yang mungkar. Bila bertambah parah tidak lagi mampu membedakan : yang haq dapat dianggap bathil, yang bid’ah dipandang sunnah, kemaksiatan sebagai suatu kewajaran selayaknya kebaikan. Kedua, penyakit ego : nafsu menjadi hakim yang memutuskan perkara apa yang akan dilakukannya. Bila penyakit hati ini sudah demikian akut, maka ia akan meninggalkan semua petunjuk Allah dan teladan rasulullah.

Racun Hati :

1. Berlebihan dalam bicara :

§ Tidak akan lurus keimanan seseorang sehingga lurus hatinya. Dan tidak akan lurus hati seseorang sehingga lurus lidahnya” (HR Ahmad dari Anas bin Malik).

§ “Janganlah banyak bicara yang selain berzikir kepada Allah. Sebab banyak bicara yang selain berzikir kepada Allah hanya akan menjadikan hati keras. Sedang orang yang paling jauh dari keridhaan Allah adalah orang yang berhati keras” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar).

§ Umar bin khattab : “barang siapa banyak bicara pasti banyak kesalahannya, berarti banyak dosanya. Bagi orang yang banyak dosa maka neraka adalah sebaik-baik tempatnya kembali”.

§ “Yang paling banyak menyebabkan manusia masuk kedalam neraka adalah dua lubang : mulut dan kemaluan” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah).

§ “Semua ucapan manusia akan memperberat hisan bukan malah meringankannya kecuali memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar serta berzikir kepada Allah” (HR Tirmidzi dan Ibnu majah dari Umi Habibah).

“Hai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan apa yang tidak engkau lakukan ?” (ash Shaf : 2)

2. Berlebih-lebihan dalam memandang sesuatu.

Berlebih-lebihan dalam memandang sesuatu akan membuai manusia dengan angan-angan yang akan meracuni hati.

§ Pandangan mata direkam dalam hati, oleh karenanya “Pandangan adalah salah satu anak panah yang dimiliki iblis. Barangsiapa memejamkan pandangan matanya karena Allah maka Allah akan memberikan rasa manisnya iman di dalam hati hingga pada hari kiamat nanti ketika menghadap Allah ia akan selamat”.

§ Melepaskan pandangan dengan sedemikian bebas dapat melalaikan hati dan mengundang melakukan maksiat. “Katakanlah kepada orang-orang mukmin: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat” (an-Nur: 30).

3. Berlebih-lebihan dalam makanan

§ Para tabib hati menasehati : “Sedikit makan akan melunakkan hati, menguatkan pemahaman, meredakan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah”.

§ Ada riwayat yang mengatakan “Sempitkanlah jalan yang biasa dilewati syetan dengan berpuasa”.

§ Rasulullah bersabda : ”Seorang anak manusia tidak akan melakukan suatu yang lebih buruk dalam mengisi penuh sebuah wadah, kecuali memenuhi isi perutnya. Cukup baginya beberapa suap saja untuk menguatkan tulang iganya. Jika memang tidak mungkin maka sertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR Tirmidzi).

4. Berlebih-lebihan dalam Bergaul

§ “Seseorang itu menurut agama sahabat dekatnya, maka hendaklah kamu melihat dengan siapa ia bersahabat” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah).

§ “Janganlah kamu berteman melainkan orang mukmin dan janganlah makan makananmu melainkan orang-orang yang bertaqwa” (HR. Tirmidzi)

§ teman dekat yang bukan mukmin hanya akan menjadi musuh : “Teman-teman dekat pada hari itu sebagiannya musuh sebagian yang lain kecuali yang bertaqwa” (al-Zukhruf: 67).

2. Jurus Menghidupkan Hati

Orang bijak mengatakan “Alangkah mengherankan keadaan ummat manusia, mereka meratapi jasad yang terbujur kaku tetapi tidak menangisi orang yang mati hatinya, padahal kematian hati lebih berat dan lebih riskan”.

Jurus menghidupkan hati, antara lain :

1. Zikrullah dan Tilawah Qur’an

§ Menurut ibnu taymiyah kebutuhan hati terhadap zikrullah merupakan kebutuhan vital beliau mengibaratkan kebutuhan hati terhadap zikir sama halnya dengan kebutuhan ikan terhadap air.

§ Zikrullah mengantarkan pada “bercinta dengan Allah” . “Ingatlah kamu kepada-KU niscaya Aku-pun akan selalu ingat kepadamu” (al-Baqarah : 152)

§ Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, rasulullah bersabda : “Barang siapa membaca “la ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ala kulli syai’in qadir” (tidak ada Tuhan kecuali Allah, Yang maha Esa, Tidak ada sekutu baginya. BagiNya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia atas segala sesuatu maha kuasa) 100x dalam sehari maka : baginya pahala sama dengan memerdekakan 10 orang budak, baginya ditulis 100 kebaikan, dihapus seratus keburukan dan baginya bacaan tersebut sebagai benteng dari syetan pada hari itu sampai menjelang sore. Tidak ada seorangpun yang dapat memperoleh keistimewaan yang melebihinya kecuali orang yang mengamalkan bacaan tersebut melebihi dia”.

§ Sebaik-baik berzikir adalah membaca al-Qur’an. Al-Qur’an adalah obat mujarab bagi penyakit hati. “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (al-Isra’ : 82).

§ Rasulullah bersabda : “Barangsiapa hendak dicintai Allah maka perbanyaklah membaca al-Qur’an”.

2. Beristighfar Kepada Allah

§ Esensi igtighfar adalah memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat dengan tidak lagi mengulanginya kembali.

§ Allah menyukai orang-orang yang yang meminta ampun, apalagi dikala sahur (baca Ali Imran : 17). Allah mengampuni setiap orang yang memohon ampun kepada-Nya :”Dan barang siapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri kemuadian dia memohon ampun kepada Allah niscaya ia akan mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (an-Nisa’: 110).

3. Qiyamul Lail

Rasulullah menegaskan : “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat lail”. Allah SWT mengangkat orang yang gemar melaksanakan shalat lail ketempat yang terpuji (al-Isra’: 79) yang berarti dapat menghapus keburukan hati. Orang yang ditiap-tiap malamnya tertidur pulas tidak sedikitpun dari malamnya terbangun mengerjakan shalat lail maka sesungguhnya ia telah “dikencingi syetan di kedua telinganya”.

4. Berdo’a kepada Allah

Banyak ayat yang memerintahkan kepada seorang hamba untuk berdoa kepada ALLAH. Bahkan dalam surah al-mukmin ayat 60 Allah SWT menegaskan bahwa orang tidak mau berdoa kepadaNya adalah orang-orang yang sombong. Sombong adalah penyakit iblis yang paling akut. Karena kesombongan Iblis dikeluarkan dari syurga. Manusia yang tidak mau memohonkan hajatnya kepada Allah SWT yang maha menentukan segala sesuatu sesungguhnya lebih sombong daripada iblis, karena iblis saja masih menyampaikan harapannya kepada Allah agar diperpanjang umurnya dan diperkenankan merayu manusia agar menjadi temannya di neraka kelak.

§ Orang yang berdoa kepada Allah memiliki optomisme yang tidak terbatas –ia tidak berputus asa--, karena keyakinannya kepada Maha Pemurahnya Allah. “Allah mengabulkan permohonan orang yang berdo’a bila ia memohon kepada-Ku” (al-Baqarah : 186).

§ Dalam sebuah syair dilatunkan : “Engkau jangan sekali-kali memeinta sesuatu keperluan kepada sesama manusia. Mintalah segalanya kepada Pemilik Rumah yang pintunya tidak pernah tertutup……”.

5. Bershalawat kepada Nabi

§ “Barang siapa membacakan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan memberikan kepadanya shalawat (curahan rahmat) 10 kali lipat” (HR Muslim)

§ Rasulullah mengecap orang yang tidak mau bershalawat untuknya saat disebut namanya sebagai orang yang kikir (Nasa’I dan Tirmidzi)

6. Mengendalikan Nafsu dan Jurus-jurus terapi lainnya insya Allah akan dapat kita bahas dalam pertemuan yang lebih baik.

No comments:

Template Designed by Douglas Bowman - Updated to New Blogger by: Blogger Team
Modified for 3-Column Layout by Web Links and Articles Directory